Rabu, Juni 4


Subject: Cermin Bagi Para Suami


Kisah yg sangat bagus utk menjadi inspirasi bagi kita agar senantiasa bersyukur dg semua yg sudah kita dapatkan.

Bisakah kita (para suami) ikhlas seperti P Suyatno jika dihadapkan pada situasi yg sama ?


Based on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda
lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam, pak Suyatno 58
tahun, kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga
sudah tua. Mereka menikah
sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak. Setelah istrinya
melahirkan anak ke empat,
disinilah awal cobaan menerpa, tiba2 kakinya
lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak
tahun ke tiga seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak
bertulang. Lidahnyapun sudah
tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak Suyatno memandikan, membersihkan
kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum
berangkat kerja dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya
tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu
melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak Suyatno
tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk
menyuapi istrinya makan
siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya,
mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia tem ani istrinya nonton
televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang
tapi tidak bisa menanggapi, pak
Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu
menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang
25 tahun, dengan sabar
dia
merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke
empat buah hati mereka.
Sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si
bungsu yg masih
kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul
dirumah orang tua mereka
sambil menjenguk ibunya. Setelah anak2 menikah,
mereka tinggal dengan
keluarga masing2. Pak Suyatno sudah lama
memutuskan bahwa dia yang merawat
ibu anak2nya dan yang dia inginkan hanya satu
yaitu semua anaknya
berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung
berkata "Pak, kami ingin
sekali merawat ibu karena semenjak kami kecil,
kami melihat bapak merawat
ibu dan tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari
bibir bapak. bahkan bapak
tidak ijinkan kami menjaga ibu". Dengan air mata
berlinang anak itu
melanjutkan kata2nya : "Ini sudah keempat kalinya
kami mengijinkan bapak
menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya, kapan bapak menikmati
masa tua bapak. Dengan berkorban seperti ini kami
tidak tega melihat
bapak, kami janji kami akan merawat ibu
bergantian".

Pak Suyatno menjawab
dengan jawaban yg tidak diduga anak2 mereka :
"Anak2ku
Jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu
Mungkin bapak akan menikah
lagi, tapi ketahuilah bahwa dengan adanya ibu
kalian disampingku itu,
udah
lebih dari cukup, dia telah melahirkan
kalian".... .. sejenak
kerongkongannya tersekat, "Kalian yg selalu
kurindukan hadir didunia ini
dengan penuh cinta, yang tidak satupun dapat
menggantikannya, dengan
apapun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia
menginginkan keadaanya seperti
Ini ?".. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah
batin bapak bisa
bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang". "
Kalian menginginkan bapak
yg masih diberi Allah kesehatan ini, dirawat oleh
orang lain ?"
"Bagaimana
dengan ibumu yg masih sakit ?"


Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Suyatno dan
merekapun melihat
butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan
pilu ditatapnya mata suami
yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah
satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber di acara islami selepas
shubuh, Mereka mengajukan
pertanyaan kepada pak Suyatno bagaimana caranya
mampu bertahan selama
25
tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa apa2.
Di saat itu pak Suyatno
menangis. Tamu yang hadir di studio yang
kebanyakan kaum perempuanpun juga
tidak sanggup menahan haru. Di situlah pak
Suyatno bercerita :" Jika
manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi
dia tidak mencintai
karena Allah, maka semuanya akan luntur. Saya
memilih istri saya menjadi
pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat
diapun dengan sabar merawat
saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya,
bukan dengan lahiriah
saja,
dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.."

Sekarang dia sakit, berkorban untuk saya, karena
Allah... dan itu
merupakan
ujian bagi saya, sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya apalagi
dia
sakit. Setiap malam saya bersujud dan menangis
dan saya dapat bercerita
kepada Allah. Di atas sajadah.. saya yakin..
hanya kepada Allah saya
percaya untuk menyimpan dan mendengar
rahasia saya..



Sanggupkah anda-anda semua menjadi seperti pa suyitno??
yang mencintai istrinya setulus hati dengan sepenuh ikhlas merawat istri dan anak-anaknya tanpa merasa berat hati....

Tidak ada komentar: