Kamis, Agustus 28

"Jalur Gaza Menangis"

Jalur Gaza adalah sebuah wilayah di Palestina, luasnya sekitar 365 km persegi, dihuni oleh 1, 6 juta orang, sangat terkenal karena perjuangan rakyatnya yang tidak kenal lelah melawan penjajah Zionis Israel. Diembargo, diblokade sudah berbulan-bulan sejak kemenangan Hamas pada pemilu yang berlangsung pada hari Rabu, 25/1/2006, dikurung oleh penjajah Zionis Israel dalam tembok “Rasial”, tingginya sekitar 8 meter. Tujuannya adalah agar penduduk Jalur Gaza menyerah dan bertekuk lutut mengikuti keinginan dan skenario penjajah yaitu menggembosi kelompok perlawanan Palesina, Hamas.

Semua tindakan zalim penjajah Zionis Israel tersebut tidak berhasil menekan penduduk Jalur Gaza, bahkan saat ini terjadi perlawanan yang terus berkobar dengan semangat jihad yang tinggi dilakukan pejuang-pejuang Palestina untuk meraih kemerdekaan hakiki.

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur'an dengan jihad yang besar.(QS: Al-Furqaan/25: 52).

Penjajah Zionis Israel menjadi kalap, hilang akal sehatnya sehingga tidak mampu lagi membedakan orang tua dan anak-anak, tidak mampu lagi membedakan laki-laki dan perempuan, bayi dan orang dewasa.

Sejak tanggal 28 Februari sampai 5 Maret 2008, menurut Lembaga HAM Palestina, penjajah Zionis Israel telah melakukan aksi pembunuhan yang belum pernah dilakukannya sejak menarik mundur pasukannya dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

Dalam satu pekan, Zionis Israel telah membunuh 110 orang rakyat Palestina, 51 orang merupakan penduduk sipil, 6 orang perempuan dan 27 orang adalah anak-anak laki dan perempuan. Selain itu, ada 236 orang yang luka parah, separuhnya adalah penduduk sipil, 11 orang di antaranya adalah perempuan, 58 orang anak laki dan perempuan.

Akibat serangan berutal yang dilakukan penjajah Zionis Israel, serangan yang tidak kenal prikemanusiaan, anak-anak yang tidak berdosa ditembak kepalanya, bayi yang baru berumur 20 hari dibunuh, Jalur Gaza “menangis” dengan tangisan yang sedih, tangisan yang memilukan, tangisan yang meneteskan “air mata darah”, bukan tangisan takut kepada penjajah Zionis Israel, sekali lagi bukan! Karena rakyat Jalur Gaza hanya takut kepada Allah Yang Maha Gagah Perkasa.

Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS: An Nuur/ 24:52)

“Tangisan” Jalur Gaza karena sedih melihat pemimpin dunia Islam sibuk dengan syahwat kekuasaan dan dunianya, membiarkan saudarannya dizalimi, menderita akibat kejahatan penjajah Zionis Israel.

Umat Islam di dunia saat ini jumlahnya sekitar 1, 3 milyar, tampaknya tidak peduli terhadap rakyat di Jalur Gaza, Palestina, kalaupun ada yang peduli hanya segelintir orang. Berbulan-bulan diblokade, berhari-hari bahkan sampai sepekan ditembaki, dihantam roket penjajah Zionis Israel, tidak ada satupun pemimpin dunia Islam yang mampu menghentikan serangan brutal penjajah Zionis Israel tersebut.

Diamnya pemimpin dunia Islam sungguh sangat merisaukan hati rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza, hati orang-orang yang beriman, hati Ketua Forum Ulama Internasional, Syekh. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi. Syekh Al-Qaradhawi mengatakan, Saya serukan umat Islam semuanya. Saya berseru kepada para pemimpin negara, dan pemerintahan dunia Islam semuanya. Saya serukan semua umat Islam untuk berdiri secara jantan mendukung Gaza. Kalian harus bisa menunjukkan kekuatan di hadapan penjajah Israel. Kalian harus bisa menekan pemerintahan untuk bisa berkata dan bersikap menolak kekejaman Israel.

Itulah ulama yang berani mengingatkan pemimpin Islam agar ada kepedulian terhadap urusan kaum muslimin, urusan umat Nabi Muhammad saw, tidak berdiam diri ketika umat Islam dibantai berhari-hari dinegeri para nabi, Palestina. Darah merah mengalir membasahi bumi, air mata kesedihan membasahi pipi.

Siapakah yang mau menghibur “Jalur Gaza” yang sedang menangis agar dapat tersenyum? Siapakah yang mau menghapus linangan “air mata darah” yang membasahi bumi para nabi?

Untuk semua Umat MusLim di dunia!!!! SELAMATKANLAH AL-AQSHA dari zionis israel

fthor Jama’i kru Eramuslim di hari ke-16 yang jatuh pada hari Jum’at, 28 September 2007 (17 Ramadhan 1428H) di Jakarta sungguh-sungguh berbeda dari biasanya. Kali ini Kami kedatangan tamu yang sungguh istimewa, seorang Mujahidin HAMAS langsung dari Palestina. Walau sudah berusia lanjut, Syekh Abu Bakr, mujahidin itu, tampak masih tegap dan kuat. Hanya saja, walau kedua matanya tetap terbuka seperti orang-orang lain, fungsi penglihatannya sudah tidak ada lagi alias buta.

“Beliau pernah ditangkap sampai lima kali oleh tentara Zionis-Israel dan mengalami siksaan. Salah satu siksaannya dengan listrik dan mengakibatkan kebutaan. Allah telah membutakan mata beliau dari segala kekotoran dan kemaksiatan dunia, ” ujar Ust. Ferry Noor, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina).

Syekh Abu Bakr yang mengenakan gamis panjang putih dengan suara merdu namun tegas menyempatkan diri untuk menyampaikan tausiyahnya kepada seluruh yang hadir. Kami menyimak dengan khidmat semua yang disampaikan beliau. Untaian kalimat demi kalimat yang dituturkannya begitu merasuk ke kalbu dan memompa semangat kami kembali untuk terus berjuang menegakkan agama Allah ini.

Sayang jika tausiyah beliau terlewatkan begitu saja. Di bawah ini Kami sengaja menuliskan kembali tausiyah beliau kepada Anda agar bisa menjadi pendongkrak ghirah kita untuk berjuang demi menegakkan dan memenangkan Dienul Islam. Agar niat kita kembali lurus semata-mata demi kejayaan Islam dan umat-Nya, bukan demi hal-hal remeh seperti sekadar perebutan kursi kekuasaan. Inilah tausiyah beliau:

Bismillahirahmanirahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saya mencintai kalian karena Allah, mengapa saya mencintai kalian karena Allah? Karena kalian hamba-hamba-Nya, yang melakukan puasa, yang melakukan sholat lima waktu, yang mengerjakan shodaqoh, menunaikan zakat, serta beramal hanya karena Allah, ikhlas.

Dan jangan lupa, “Sesungguhnya kemenangan kaum Muslimin itu semata-mata hanya karena ketaatan kita kepada Allah SWT. Jika kita jauh dari Allah dan tidak taat kepada Allah, maka kemenangan akan menjauh dari kita. ” Saya teringat suatu pesan dari Umar ibn Khattab kepada Saad Abi Waqqash yang mengatakan bahwa nasab kita hanya dihitung jika kita taat kepada Allah.

Sesungguhnya, kita dengan musuh-musuh kita adalah sama. Yang membedakannya hanyalah bahwa mereka bermaksiat dan tidak beriman kepada Allah, sedangkan kita—mengapa kita bisa menang atas kaum kafir dan musuh-musuh Allah, semata-mata karena kita beriman dan taat kepada Allah.

Jika kita melakukan kemaksiatan seperti yang mereka lakukan, maka kita akan kalah dan terhina di hadapan kaum kuffar. “Sesungguhnya kemenangan itu tidak akan datang kecuali atas izin pemiliknya, yaitu Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Pemberi. ”

Saya di sini berbicara kepada Anda semua atas bangsa Muslim Palestina yang terjajah oleh Zionis-Israel, saya juga berbicara dihadapan kalian ini atas nama pejuang-pejuang Palestina, yaitu HAMAS, saya juga berbicara di hadapan kalian atas nama seluruh ulama-ulama Palestina yang terusir dari negaranya, saya akan memberikan beberapa informasi terkini tentang apa yang terjadi terhadap kaum Muslimin Palestina:

Pertama, sekarang terdapat lebih dari 7. 000 keluarga syuhada yang ditinggalkan oleh suaminya atau anaknya atau keluarganya yang syahid, yaitu dari intifadhah pertama hingga intifadhah kedua.

Yang kedua, sekarang terdapat lebih dari 50. 000 kaum Muslimin Palestina yang terluka dan cacat akibat penangkapan dan penyiksaan yang dilakukan kaum Zionis-Israel. Saya juga memberikan kabar kepada kalian semua kaum Muslimin, sekarang terdapat lebih dari 12. 000 orang tawanan yang masih berada di penjara-penjara Israel. Mereka mengalami berbagai penyiksaan bahkan banyak yang sampai menemui kesyahidan atau cacat seperti saya.

Saya juga ingin memberikan kabar bahwa ada lebih dari 10. 000 rumah kaum Muslimin Palestina itu dihancurkan oleh tentara Zionis Israel. Dan sekarang ini kami dipisahkan dengan adanya pembangunan tembok-tembok pemisah yang sangat kokoh dan tingginya sampai dengan 10 meter. Sehingga sekarang ini kami dipisahkan dari rumah-rumah kami, kami dipisahkan dari rumah-rumah sakit kami, kami dipisahkan dari universitas-universitas kami, dari tetangga-tetangga kami sehingga kaum perempuan kami pun untuk sekadar melahirkan di rumah sakit tidak bisa. Banyak dari perempuan-perempuan Palestina sekarang ini terpaksa melahirkan di pinggir-pinggir jalan. Atau pun di perbatasan-perbatasan yang sengaja dibuat oleh tentara-tentara Zionis-Israel.

Sekarang terdapat 500. 000 kaum Muslimin Palestina yang tidak bisa bekerja akibat cacat dan lumpuh seumur hidup akibat penyiksaan yang dilakukan tentara Zionis atas kami. Dahulu kami, sekitar 500. 000 Muslim Palestina bisa menunaikan sholat berjamaah di Masjidil Aqsha, tetapi sekarang kami bisa melakukan sholat di Masjidil Aqsha sejumlah 50. 000 orang dengan satu syarat bahwa kami telah berusia di atas 50 tahun.

Dan perlu diketahui juga bahwa sekarang ini Al-Aqsha berteriak memanggil umat Islam yang berada di seluruh dunia karena sekarang ini Al-Aqsha tinggal menunggu keruntuhannya. DI bawah Al-Aqsha, Zionis-Israel telah melakukan penggalian di sana-sini, guna dibuat parit-parit dan sebagainya, yang nantinya jika Al-Aqsha runtuh maka di atasnya akan dibangun kembali Haikal Sulaiman.

Wahai Saudaraku, selamatkanlah Al-Aqsha, karena Al-Aqsha ini akan segera runtuh jika kaum Muslimin tidak segera membantunya.

Saya juga akan memberikan kabar tentang pejuang-pejuang kaum Muslimin Palestina, terutama HAMAS: Pertama, kami sesungguhnya telah berhasil ketika di dalam pemilihan umum, HAMAS berhasil memenangkan kursi parlemen dengan perolehan sekira 60% dan juga dengan ditandainya kami telah berhasil mengusir tentara Zionis-Israel dari Jalur Gaza yang panjangnya sampai dengan 350 kilometer, sehingga sekarang ini tentara Zionis-Israel tidak mampu lagi untuk masuk ke Jalur Gaza walau hanya sejengkal pun. Allahu Akbar!

Dan kami juga ingin memberi kabar, bahwa kami telah kembali membangun rumah-rumah sakit, universitas-universitas Islam di Gaza, dan kami juga berhasil dengan dakwah dan tarbiyah kami sehingga kami dapat menciptakan generasi-generasi Islam yang tangguh di sisi Al-Qur’an dan Assunnah Rasulullah SAW.

Saya sendiri khawatir, bukan khawatir dengan pejuang-pejuang, para mujahidin Palestina, tetapi saya khawatir dengan diri saya dan kalian semua yang ada di Indonesia yang sekarang masih menunggu di jalan jihad. Kita sedang menunggu untuk bisa tiba di sana, tetapi mereka telah ada di sana dan menunggu untuk bisa mendapat syahid atau hidup mulia. Jika kita semua ingin tiba di sana, berdoalah kepada Allah dan tetaplah istiqomah sehingga nantinya kita termasuk orang-orang yang dipilih Allah untuk membebaskan al-Aqsha dan kita bisa melaksanakan sholat berjamaah di sana dengan aman.

Mungkin ini saja dari saya, Wa bilahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.(Rizki)

Konferensi Internasional Al-Aqsha, Galang Aksi Satu Juta Tandatangan

Masjid al-Aqsha di Palestina merupakan tempat suci yang penting bagi kaum Muslimin di seluruh dunia, karena masjid ini pernah menjadi kiblat pertama umat Islam dan menjadi bagian peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah Muhammad Saw, sehingga Masjid Al-Aqsha menjadi masjid suci ketiga umat Islam setelah Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Namun banyak kaum Muslimin yang tidak menyadari bahwa Masjid Al-Aqsha kini dalam ancaman dan diambang kehancuran akibat ulah Zionis Israel yang ingin merobohkan masjid ini, dan menggantikannya dengan kuil Yahudi. Zionis Israel sampai hari ini, masih melakukukan penggalian terowongan-terowongan di bawah Masjid al-Aqsha, melakukan berbagai perusakan, bahkan pernah berusaha membakar Masjid Al-Aqsha.

Salah satu insiden pembakaran Masjid al-Aqsha yang paling tragis terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969, yang dilakukan oleh ekstrimis Yahudi Zionis Michael Rohan dan komplotannya, namun banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa pembakaran itu dilakukan secara sistematis di bawah kordinasi pemerintahan rezim Zionis.

Dalam rangka memperingati 38 tahun insiden pembakaran Masjid al-Aqsha inilah, diselenggarakan Konferensi Internasional Al-Aqsha yang akan berlangsung Kamis (21/8) di Wisma Antara, Jakarta-Pusat, kata Sekjen KISPA Ferry Nur saat silahturahim tim penyelenggara Konferensi ke kantor redaksi Eramuslim hari ini, Rabu (20/8).

Dalam silahturahim yang berlangsung singkat, tim penyelenggara menyampaikan undangan langsung pada Pimpinan Redaksi Eramuslim Ustadz Mashadi untuk menghadiri dan meliput jalannya konferensi serta menyebarkan hasil-hasil konferensi sehingga Muslim di Indonesia makin menyadari arti penting Masjid Al-Aqsha bagi kaum Muslimin.

Abul Hidayat S dari Majlis Da'wah Jamaah Muslimin (Hisbullah) yang ikut terlibat dalam penyelenggaraan Konferensi mengatakan, "Konferensi Internasional al-Aqsha bertujuan untuk menggugah kepedulian kaum Muslimin, khususnya di Indonesia, akan tanggung jawab mereka pada Masjid al-Aqsha, masjid umat Islam yang hampir terlupakan."

"Allah akan marah jika kita membiarkan kiblat pertama umat Islam, masjid para nabi itu, diacak-acak oleh Zionis Israel, " ujarnya.

Sekretaris Konferensi, Ali Farhan menambahkan, Konferensi Internasional al-Aqsha adalah rangkaian dari Konferensi Al-Quds di Istanbul tahun 2007 lalu yang tujuannya sama, "Menggalang kesadaran, persatuan dan kesatuan kaum Muslimin di seluruh dunia untuk melindungi dan membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman penjajah Zionis Israel, " tukas Ali Farhan.

Menurutnya, rangkaian acara konferensi ini sudah dilakukan dalam berbagai aktivitas, mulai dari acara gerak jalan malam, tabligh akbar, pameran foto perjuangan muslimin serta pemutaran film dokumenter tentang al-Aqsha. Rangkaian kampanye kepedulian terhadap Masjid al-Aqsha juga dilakukan di 20 tempat di Indonesia, antara lain di Aceh, Jambi, Pulau Jawa dan Jabodetabek.

Ali Farhan mengatakan, target Konferensi Internasional al-Aqsha adalah membuat aksi nyata pembebasan al-Aqsha, penggalangan dana, memperluas jaringan kerjasama dan yang utama adalah menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap Masjid Al-Aqsha dengan menggelar aksi pengumpulan satu juta tanda tangan. Tanda tangan ini nantinya akan diserahkan ke Amnesty Internasional, sebagai salah satu cara untuk mendesak organisasi-organisasi internasional supaya melakukan tekanan terhadap Zionis Israel agar rezim Zionis itu mengembalikan hak atas Masjid Al-Aqsha pada umat Islam.

Dalam kesempatan silahturahim itu, Pemimpin Redaksi Eramuslim Ustadz Mashadi menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan undangan dari penyelenggara Konferensi Internasional Al-Aqsha dan menyatakan komitmen Eramuslim untuk membantu perjuangan kaum Muslimin di Palestina termasuk perjuangan untuk membebaskan Masjid al-Aqsha dari kaum Zionis Israel, dengan menyebarluaskan hasil-hasil Konferensi pada masyarakat luas lewat media situs Eramuslim.com (ln)